Welcome to Nilna Husnayain

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah"
Follow Me

Seberapa Penting Logistik bagi Logika?



By  Nilna_husnayain     Juni 02, 2022     
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang masih suka dan sangat percaya dengan hal-hal yang berbau mitos dan tahyyul. Terutama masyarakat yang tinggal di perdesaan. Masayarakat desa masih sangat mudah dipengaruhi oleh tradisi-tradisi lokal yang ada. Tradisi ataupun kebiasaan apapun yang hampir setiap hari mereka lakukan akhirnya dijadikan sebagai suatu hal yang wajib. Tidak bisa ditinggalkan, atau bahkan diganti dengan kebiasaan baru. Padahal amalan yang mereka lakukan tersebut bukan suatu hal yang benar-benar diwajibkan oleh Allah secara syariat. Bahkan amalan tersebut sebenarnya bisa ditinggalkan maupun diganti dengan amalan lain yang bersifat sebanding. Seakan-akan, ketika seseorang tersebut tidak melakukan amalan itu, maka seluruha amalan yang ia lakukan tidak akan sah dan bernilai ibadah dihadapan Allah. Contoh yang paling mudah dan paling sering penulis jumpai adalah amalan mengenai jumlah sholat rakaat tarawih, bacaan dzikir, dan bacaan qunut saat sholat subuh. Ketika amalan tersebut cukup untuk menggambarkan kekolotan masyarakat desa pada umumnya. Meski ada beberapa masayarakat desa yang mudah dan sudah bisa untuk menerima yang semestinya. Tiga hal yang penulis sebutkan tadi merupakan amaliyah-amaliyah organisasi islam yang cukup besar di kalangan umat muslim Indonesia, ormas Nahdlatul Ulama, atau yang biasa kita kenal dengan NU. Beberapa peristiwa yang penulis temui selama bersoisalisasi di masyarakat perdesaan adalah terlihatnya kebencian masyarakat terhadap amalan yang tidak sesuai dengan apa yang sudah biasa mereka lakukan. Sebagai contoh kecil, pernah suatu ketika di desa penulis ada seorang santri yang sedang berlibur di kampong halamannya. Karena dia termasuk anak kyai kampung desa tersebut, maka dia langsung ditunjuk oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin dalam jamaah kampungnya. Sang anak kyai ini merupakan anak pesantren modern yang sudah mengenal berbagai aliran keagamaan yang ada di Indonesia. Berbagai dasar ataupun dalil menganai berbagai amalan juga sudah ia ketahui. Saat ditunjuk untuk menjadi imam sholat berjamaah di masjid, iapun sengaja mencoba menggunakan wirid yang berbeda dari kebiasaan masyarakat kampungnya. Ia hanya mengambil beberpa alafadz wirid yang biasanya dan kemudian ditambah dengan wirid yang lain. Setelah sholat berjamaah selesai, ada seorang sesepuh kampung yang menghampiri santri tersebut. Ia menegur santri tersebut tentang bacaan wirid yang ia lantunkan saat menjadi imam tadi. Ia mengingatkan santri itu untuk jangan manggunakan wirid model seperti itu lagi. Namun menggunakan wirid yang seperti biasa mereka lafdzkan. Sesepuh kampung tadi juga mngatakan bahwa sebenarnya ia menyadari dan tahu bahwa wirid yang dibaca santri tadi juga diperbolehkan, bahkan ia juga mengetahui dalilnya. Namun ia tak bisa menyebarkan itu pada masyarakatnya, ia menganggap bahwa masyarakat kampungnya sudah terlalu kolot dan sangat mengakar pada amalan yang telah diajarkan oleh pemimpin kampung sebelumnya. Sesepuh desa tersebut mengatakan bahwa jika masyarakat desa diberi amalan yang tidak seperti biasanya, maka kemungkinan besar masyarakat akan menganggap bahwa amalan asing tersebut adalah amalan yang tidak benar. Amalan yang sesat. Sehingga menyebabkan masyarakt akan membenci dan menjauhi siapa saja yang membawa amalan baru tersebut. Hal ini membuktikan bahwa masih amat jarang orang yang berani menyebarakan kebenaran. Sebenarnya dia sudah tahu, namun karena keadaan masyarakat yang terlalu keras, menjadikan keberaniannya menciut atau bahkan menghilang. Masyarakat desa yang notabenenya sangat senang dengan amalan-amalan keagamaan. Sehingaa jika ada amalan keagamaan yang sudah mereka amalkan sejak lama, mereka akan sangat terus mempercayai dan menjadikan amalan itu sebagai amalan wajib yang terus menerus mereka lestarikan. Jika dianalisis lebih mendalam, hal tersebut sangat sering terjadi karena kurangnya kemandirian yang mereka miliki. Kemandirian disini terbagi menjadi 2 macam. Yakni kemandirian intelektual dan kemandirian finansial. Adapun mengenai kemandirian intelektual, penulis kira hal tersebut sudah cukup dan lumayan dimiliki oleh orang orang yang faham dalam bidangnya. Jika dalam kisah singkat yang penulis ceritakan tadi, sesepuh desalah orangnya. Terbukti, ia sudah tau bahwa amalan tersebut bukanlah hal yang wajib untuk selalu dikerjakan. Bahkan ada amalan lain yang lebih jelas ke afdolan dan referensinya. Sedangkan mengenai kemandirian finansial, hal tersebutlah yang menjadi kendala terbesar bagi mereka. Hal yang menjadikan mereka masih bergantung pada pengagungan orang lain. Masih sangat membutuhkan pengikut yang selalu membersamai mereka dimanapun berada. Hidup dari umat. Bukan menghidupi umat. Mungkin itu istilah yang tepat bagi pemimpin di zaman sekarang. Hampir dalam segala aspek. Bukan hanya dalam kisah singkat yang telah penulis tulis. Jadi ketika pengikut ini meninggalkan sang pemimpin, otomatis pemoimpin sudah tak memliki pemasukan untuk menghidupi dirinya maupun keluarganya. Sehingga tugas utama mereka, yakni amar ma’ruf nahi mungkar hanyalah menjadi retorika yang tak kan pernah ada habisnya. Inilah yang menjadi tanggungjawab kita bersama sebagai calon penerus pemimpin umat dan bangsa. Memepersiapkan kemandirian sejak dini sangatlah penting. Baik itu kemandirian finansial maupun kemandirian intelektual. Agar ketika kita hendak bertekad untuk menjalankan tugas kita, yakni amar ma’ruf nahi munkar, tidak akan pernah terkendala oleh hal apapun. Termasuk masalah finansial. Hal tersebut sudah menjadi bukti bahwa pepatah yang berbunyi “logika tak bisa jalan tanpa adanya logistik” memang benar adanya dan teruji kebenarannya.

About Nilna_husnayain

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Translate

Latest in Tech

logo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin tempus pellentesque consectetur.

Morbi tincidunt commodo dui, eu fringilla dui iaculis ac. Vestibulum viverra iaculis dignissim. Ut condimentum