Bagimu indah,,
Namun ku harus tabah..
Bagimu anugrah,,
Namun slalu ku ucap innalillah..
Bagaimana bisa kau nilai itu sebuah penghormatan.
Saat semua perlakuanmu justru menggoreskan luka yang teramat
dalam.
Ambisimu, membunuhku.
Ya, membunuh setiap imajinasi hebat dalam benak.
Meruntuhkan sebuah istana megah yang telah ku ukir dalam
sajak.
Luka ini, teleh mengakar dalam kalbu.
Tak menyisakan sedikitpun ruang tuk merindu..
Ah.. jangankan merindu,,
Mengingatmu saja rasanya sebuah neraka bagiku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar