Lekaslah Membaik, Kalbu
Air mata jatuh tak menentu.
Menyisakan luka yang membekas biru.
Entah kapan ia akan kembali menghias kalbu
Atau mungkin tak akan berkenan kembali bertamu.
Saat itu kau coba meyakinkanku.
Terus merayu dengan segala sihir jiwamu.
Berusaha menggapai segala anganmu.
Hingga benteng keraguanku hancur terkulai layu.
Namun saat ini,
Entah ujian atau cobaan.
Entah pertanda atau berita.
Siluet pedang itu menembus dada.
Menusuk kalbu yang slama ini erat ku jaga.
Hati ini meraba.
Pikiran ini mengawang.
Satu pertanyaan muncul dalam benak.
Apa salahku?
Engkaupun tak bisa menjawab pertanyaan sepele itu.
Ku hanya ingin membantu.
Memperjuangkan segala hak kemanusiaan.
Memberikan rasa nyaman.
Menciptakan rumah terindah.
Tuk kehidupan masa depan yang lebih mewah.
Harapku..
Jika memang tak pantas, katakan.
Jika memang tak layak, utarakan.
Semoga tak aka nada lagi hati yang membiru.
Tak ada tangis yang tersedu.
Yang ada hanya doa yang terus menderu.
Hingga tuhan memperkenankan kita bersatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar