Welcome to Nilna Husnayain

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah"
Follow Me

Ketua Umum NU Pertama yang Hebat namun Tak Terlihat



By  Nilna_husnayain     April 24, 2022     

 

 


Saat mendengar nama KH Hasyim Asy’ari, apa yang ada di fikirkan kita? Sebagian besar masyarakat akan mengenal KH Hasyim Asyari sebagai salah satu pendiri Ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulma’ (NU). Terkhusus bagi warga NU, mereka mengenal KH Hasyim Asy’ari juga sebagai Ketua Umum NU pertama kali. Namun siapa sangka bahwa KH Hasyim Asy’ari merupakan Rais Akbar (yang kini dikenal dengan sebutan Rais Aam), bukan sebagai Ketua Umum. Lalu siapakah sebenarnya Ketua Umum Pertama NU?

Biografi Hasan Gipo

Beliau adalah Hasan Basri. Namun beliau lebih familiar dengan panggilan Hasan Gipo. Kata Gipo diambil dari keluarga besarnya yang berasal dari Marga Gipo. Nama Marga Gipo merupakan singkatan dari Sagipodin dari bahasa Arab Saqifuddin. Saqaf (pelindung) dan al-dien (agama). Kampung tempat Marga Gipo berada dikenal sebagai Gang Gipo. Keluarga ini mempunyai makam keluarga yang dinamai makam keluarga, makam Gipo di kompleks Masjid Ampel.

Hasan Gipo dilahirkan di Kampung Sawahan (yang kini menjadi Jalan Kalimas Udik), tepatnya di Jalan Ampel Masjid pada tahun 1869. Beliau merupakan keturunan silsilah ke lima dari Dinasti Gipo. Ayahnya bernama H. Marzuki, kakeknya H. Alwi,  buyutnya H. Turmudzi. Selain itu Hasan Gipo juga masih memiliki hubungan keluarga dengan KH Mas Mansyur (Muhammadiyah), karena KH Mas Mansyur merupakan keturunan dari Abdul Lathif Gipo yang termasuk dalam Marga Gipo.

Beliau terlahir dari keluarga yang cukup mapan. Karena itu beliau juga berhasil memperoleh pendidikan ala Belanda yang kala itu hanya diperuntukkan masyarakat ekonomi kelas atas. Namun, Hasan Gipo juga tak meninggalkan pendidikan pesantrennya, bahkan jiwa-jiwa santri begitu mendarah daging dalam hatinya.

Relasi Hasan Gipo

Hasan Gipo merupakan aktivis dan pedagang yang tinggal di kawasan elite Surabaya. Kesempatan itu ia gunakan untuk membangun relasi dengan para aktivis pergerakan yang berada di Surabaya. Antara lain HOS Cokroaminoto dan Dr. Soetomo. Dari situ mereka berkenalan dengan Soekarno, Kartosuwiryo, Muso, dan SK Trimurti yang merupakan murid HOS Cokroaminoto. Dari sini pula para aktivis mulai merencanakan kemerdekaan.

Ia kemudian terlibat aktif dalam pendirian Nahdlatul Wathan (1914) meski tidak tercatat sebagai pengurus. Ia juga menjadi peserta diskusi dalam forum Taswirul Afkar (1916). Ia juga aktif terlibat dalam Nahdlatul Tujjar (1918).

Penunjukkan Hasan Gipo sebagai Ketua Umum NU Pertama

Hasan Gipo merupakan sosok yang limited edition. Ia menguasai ilmu umum dan dia dikenal satu-satunya santri KH Wahab Hasbullah yang cakap serta terampil dalam membaca dan menulis tulisan latin. Selain itu ia juga sangat akrab dengan masyarakat sekitar. Atas dasar itulah Hasan Gipo ditunjuk sebagai Ketua Umum NU(Tanfidziyah) yang pertama kali. Penunjukkan tersebut dipimpin oleh Kiai Wahab Hasbullah di kawasan Bubutan Surabaya. Usulan tersebut juga disetujui KH Hasyim Asy’ari.

Pada masa itu, NU masih berbentuk embrio di mana Rais Syuriah adalah KH Said dari Paneleh, Surabaya, KH Asy’ari dipilih sebagai Rais Akbar Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) dengan KH Wahab Hasbullah sebagai Katib ‘Am.

Hasan Gipo menjabat kurang lebih 3 tahun. Setelah itu kepemimpinan Tanfidziyah NU digantikan oleh KH Noor dari Sawah pulo, Surabaya  pada muktamar ke-3 di Semarang.

Makam Hasan Gipo

Hasan Gipo wafat di Surabaya pada 1934. Makam Hasan Gipo hampir saja hilang dan tidak dikenali jejaknya. Karena sebagian besar warga NU katika ditanya mengenai Ketua Umum NU pertama kali, mereka akan menjawab KH Hasyim Asy’ari, bukan Hasan Gipo. Padahal dalam tradisi NU, makam merupakan tempat yang amat penting sebab warga nahdliyyin tak pernah melewatkan ziarah kepada ulama. Makam itu berhasil ditemukan kembali dan diberi tanda. Ia berada di Kompleks Pemakaman Kanjeng Sunan Ampel Surabaya, di sebelah timur Masjid Ampel, satu lokasi dengan makam Pahlawan Nasional tokoh Muhammadiyah KH Mas Mansur.

Hasan Gipo merupakan dzurriyah Kanjeng Sunan Ampel yang mengorbankan harta, jiwa, raga dan tenaga untuk umat islam, terkhusus dalam perjuangan NU. Namun, namanya belum banyak dikenang. Bahkan oleh kalangan warga NU sendiri. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat kepada beliau. Amiinn..

 

Penulis: Nilna Husnayain, Kader IPPNU Ranting Tawangrejo, Mahasiswa Fakultas Syariah dan    Hukum UIN Walisongo Semarang

About Nilna_husnayain

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Translate

Latest in Tech

logo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin tempus pellentesque consectetur.

Morbi tincidunt commodo dui, eu fringilla dui iaculis ac. Vestibulum viverra iaculis dignissim. Ut condimentum