Dalam langkah hampir saja pasrah…
Menuju distopia..
Kutemukan sekali lagi yang menyilaukan!
Namun nayam sungkar menangkapnya.
Jelas itu bukan cahaya.
Sulit ditafsirkan.
Namun ingin tetap kucari untuk dimengerti.
Sampai aku tertegun.
Waktu memaksaku merengkuh merasai dingin.
Berhenti untuk merenungi.
Kali ini di sudut galih.
Aku tersentak.
Menerka keberadaan yang masih tiada.
Kali ini di ujung benak.
Banyak langgam kulagukan sudah.
Barangkali aku hanya lelah.
Tapi tak pernah ingin menyerah.
Sematkan setiap gelapmu di silabusku.
Untuk berusaha terus kupelajari.
Ku selami dalam legam matamu.
Untuk berusaha terus ku pahami.
Kurapalkan pula melalui syair dan pujian.
Agar nanti dikonstelasikan.
Dibuat mengangkasa di ruang semesta.
Dan akhirnya kuperjuangkan dharma.
Setidaknya tak berakhir seperti ekalaya.
Sesekali kurapikan rasa yang berserakan.
Mungkin akan ku museumkan.
Untuk nanti ku kunjungi bersama letihku.
Juga tumpukan rindu penuh debu.
Meronta ingin menyingkat waktu.
Semoga disegerakan dengan temu.
Kepada anda ada yang menjadi cahaya setelah subuh ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar